Terima kasih ya Allah, sholat Id bareng warga di parkiran kompleks Taman Victoria. Khatibnya pas shalat baca bismillah-nya entah ngak dibaca entah dibaca sirr. Sepatutnya dibaca jahar (keras) biar yang pegang mazab syafii ngak was2. Tapi ya sudahlah...
Khatib menyampaikan pesan dengan berapi-api...berkobar-kobar...
Disampaikan pesan bahwa tanda kiamat sudah dekat, yaitu waktu terasa cepat. Setahun terasa sebulan, sebulan tetasa sepekan, sepekan terasa sehari, sehari terasa seperti pelepah korma yang terbakar jatuh dari tandannya, amat singkat.
Disampaikan pula pesan Nabi akan adanya orang yang bangkrut di akhirat. Bawa amalan tapi dituntut orang yang didzalimi. Akhirnya amalannya abis. Kalau sudah abis, keburukan orang yg didzalimi dikasih jadilah tambah2 bangkrut.
Semakin berkobar kala menyampaikan pesan mengenai Palestina. Kita rapatkan barisan, luruskan sof! Ujarnya dengan mantap. Hm....mohon maaf pak khatib, rapatkan barisan dan shof tu, Imamnya siapa? Mana mungkin shof tanpa Imam. Pak Jokowi? Atau Al Baghdadi bos-nya ISIS?Tanya saya dalam hati. Ya...sekedar pertanyaan dalam hati saja. Ngak perlu diambil berat. Ngak perlu diambil kira. Ya sudahlah...kira2 gitu.
Selesai sholat, warga Taman Victoria saling bersalam2an.
Abis tu lanjut jalan ke kantor Yayasan Global Ikhwan Indonesia. Salam2an kita...trus ada sedikit sambutan serta hiburan. Nah...lanjut kenduri. Alhamdulillah.
Menunya ketupat, rendang, gulai ayam, sambal goreng ati, acar dan kerupuk. Oiya, spesial baso juga ada. Terimakasih buat tim dapur yg pontang-panting dari kemarin. Juga kepada kawan2 yang saweran buat suksesnya kenduri hari raya. Selalu terngiang pesan guruku, "ingatlah hari raya bukan untuk bersuka ria, ia hari bersyukur menggembirakan yang tak punya, memberi bantuan mereka yang tidak berada, maaf bermaafan kita sesama kita".
Semoga pontang pantingnya masak banyak dinilai sebagai amalan menggembirakan orang lain, terutama mereka yang tidak punya.
Khatib menyampaikan pesan dengan berapi-api...berkobar-kobar...
Disampaikan pesan bahwa tanda kiamat sudah dekat, yaitu waktu terasa cepat. Setahun terasa sebulan, sebulan tetasa sepekan, sepekan terasa sehari, sehari terasa seperti pelepah korma yang terbakar jatuh dari tandannya, amat singkat.
Disampaikan pula pesan Nabi akan adanya orang yang bangkrut di akhirat. Bawa amalan tapi dituntut orang yang didzalimi. Akhirnya amalannya abis. Kalau sudah abis, keburukan orang yg didzalimi dikasih jadilah tambah2 bangkrut.
Semakin berkobar kala menyampaikan pesan mengenai Palestina. Kita rapatkan barisan, luruskan sof! Ujarnya dengan mantap. Hm....mohon maaf pak khatib, rapatkan barisan dan shof tu, Imamnya siapa? Mana mungkin shof tanpa Imam. Pak Jokowi? Atau Al Baghdadi bos-nya ISIS?Tanya saya dalam hati. Ya...sekedar pertanyaan dalam hati saja. Ngak perlu diambil berat. Ngak perlu diambil kira. Ya sudahlah...kira2 gitu.
Selesai sholat, warga Taman Victoria saling bersalam2an.
Abis tu lanjut jalan ke kantor Yayasan Global Ikhwan Indonesia. Salam2an kita...trus ada sedikit sambutan serta hiburan. Nah...lanjut kenduri. Alhamdulillah.
Menunya ketupat, rendang, gulai ayam, sambal goreng ati, acar dan kerupuk. Oiya, spesial baso juga ada. Terimakasih buat tim dapur yg pontang-panting dari kemarin. Juga kepada kawan2 yang saweran buat suksesnya kenduri hari raya. Selalu terngiang pesan guruku, "ingatlah hari raya bukan untuk bersuka ria, ia hari bersyukur menggembirakan yang tak punya, memberi bantuan mereka yang tidak berada, maaf bermaafan kita sesama kita".
Semoga pontang pantingnya masak banyak dinilai sebagai amalan menggembirakan orang lain, terutama mereka yang tidak punya.
Antri...antri...
Menghayati hidangan
Abah Tukang Baso
No comments:
Post a Comment