Monday, February 10, 2014

Omset

Dalam sebuah perniagaan, kata Omset merupakan salah satu kata kunci. Secara adat, kalau Omset besar maka keuntungannya pun besar.

Dalam perniagaan yang dibangun oleh Abuya, yang kemudian dilanjutkan oleh istrinya Dato Ratu, Omset yang dikejar bukan semata-mata Omset lahiriah tetapi juga Omset batiniah.
Pernah satu ketika Abuya sebut, bila ada orang masuk Islam di kedai kita, berapa nilainya? Sejuta?  Semilyar? Dua milyar? setrilyun? Dapatkah iman dibeli?  Iman yang merupakan asas keselamatan manusia di akhirat tentu tiada ternilai.

Bila mengenang Nasehat Abuya tersebut, kedatangan mas Eki ke Cafe Ikhwan cukup memberi hiburan (baca kisah sebelumnya di: http://makhfudsaptadi.blogspot.com/2014/02/hidayah.html ). Kedatangannya untuk sama-sama shalat berjamaah dan membawa cerita yang sangat menginsyafkan terasa sangat menghibur jiwa. Dikala Omset Cafe kurang memadai kalau ditimbang dari sudut lahiriah.

Program bangun malam dan Shalawat sejam sebelum waktu shalat yang sekarang baru diintensifkan, adalah sebagian dari program2 untuk memburu Omset - Omset yang batiniah. Soal lahiriah, tak usah risau, bila hati-hati penuh dengan sifat taqwa, maka Allah akan bantu selesaikan segala masalah.

Sebagai hamba, kegagalan secara lahiriah perlu dipandang sebagai ingatan bahwa kita hamba yang lemah. Terima hakikat tersebut dan mohon ampun atas segala dosa yang menghijab berbagai bantuan Allah.


Mas Ekki minum teh botol menanti waktu asar 

Ikut shalat jemaah di surau 

Tidur

Sebelum tidur, Nabi ajarkan umatnya untuk berdoa: "dengan Nama Allah, aku hidup, dan dengan Nama Allah, aku mati".

Hidup dan mati tidak lepas dari kuasa Allah. Dialah yang berkuasa menghidupkan dan mematikan. Tidur adalah mati kecil, mati sementara.  Ketika bangun tidur, Nabi ajarkan untuk berdoa: "segala puji bagi Allah, yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada Allah kami kembali".

Begitulah doa-doa yang Nabi ajarkan supaya kita senantiasa terhubung dengan Allah. Supaya kita tidak menjadi hamba yang lalai.

Berkaitan dengan tidur,  kemarin anak perempuan sulung saya, Ummu Hani namanya, terbangun dari tidur disebabkan disengat lebah. Lebah yang mungkin sedang istirahat itu, tergencet. Mungkin marah, lebah itu pun keluarkan sengatnya di leher anak saya yang berumur 5 tahun itu.

Saparuh rasa iba, separuh lagi rasa ingin tertawa.

"semalem baca doa ngak sebelum tidur? " tanya saya

"enggak" jawab dia.

"semalem shalat ngak? "

"enggak" jawabnya.

"berantem ama adek? "

"iya" jawabnya.

Macam2 nasehat saya bagi buat dia.

Utamanya nasehat itu untuk diri saya pribadi. Kejadian ini membuat saya merenung, Hebat kuasa Allah untuk menjaga tidur seseorang yang Allah kehendaki dan Allah juga berkuasa lepaskan penjagaan kepada sesiapa yang dikehendakiNya.

Semestinya kejadian ini mendatangkan perasaan takut setakut2nya pada Allah yang begitu berkuasa ke atas diri kita. Sedangkan kita tiada kuasa apa-apa.

Kemudian malamnya saya balik lambat untuk memastikan tetamu2 yang datang ke Bandar Ikhwan Sentul semuanya dapat makan. Sampai di rumah, anak2 sudah pada tidur. Istri pun bercerita, Ummu Hani tak tinggal shalat magrib dan isya. Selesai sholat dia berdoa: "Ya Allah, Ummu Hani kan udah sholat, nanti Ummu mau tidur jangan digigit lebah lagi ya Allah".

Terharu mendengar cerita tersebut. Terima kasih kepada ustazah2 yang banyak memberikan bimbingan pada anak saya. Terimakasih yang tak terhingga kepada Mursyid yang senantiasa memberi panduan.

Moga generasi anak2 ini menjadi generasi yang intim dengan Tuhannya. Generasi yang merasakan Allah baik dalam ramai maupun sepi.

Saturday, February 8, 2014

Hidayah

Siang ini ada tamu spesial di Cafe Ikhwan Sentul City. Tetamu itu berpakaian lusuh minta izin hendak menumpang salat zuhur.

Selesai tamu itu shalat zuhur, Allah takdirkan hujan turun. Maka sambil menunggu hujan reda, tamu tersebut memesan secangkir kopi. Dia pun duduk di beranda Cafe.  Habis satu cangkir, hujan tak kunjung reda. Dia pun memesan satu cangkir kopi lagi. Kali ini dia duduk di dalam.

Basa basi saya tanya:

"kerja di mana mas? "

"lagi bikin iklan sampurna", jawab dia.

"Oh, kerja di PH (production house) ya mas. Itu Mbak endah kerja PH juga" ujar saya, kebetulan Mbak endah lagi duduk2 di cafe juga.

Mbak Endah pun ikut dalam perbincangan. Rupanya tetamu yang bernama Eki ini asisten sutradara. Saya pun tunjukkan beberapa video klip produksi Global Ikhwan. Dia pun manggut2, "bagus juga".

Singkat cerita, rupanya mas Eki ini baru jatuh dan kepalanya mengalami gegar otak. Banyak ingatan yang hilang. Bahkan untuk membaca pun masih belum bisa. Peliknya, dia bisa menulis. Jadi kalau dapat sms, dia akan minta dibacakan kawannya. Kemudian dia akan balas sendiri. Ajaibnya kerja Tuhan.

Mbak Endah banyak beri semangat bahwa sakit itu ada maksud Allah, ada kasih sayang Allah.

Yang cukup menarik, mas Eki ini cerita bahwa sebelum jatuh dia biasa konsumsi ganja dan minum alkohol. Tapi setelah jatuh, dia tak minat lagi konsumsi ganja dan minum minuman beralkohol. Waktu setelah jatuh, dia rasa pelik kenapa dia memiliki simpanan ganja cukup banyak. Akhirnya ganja itu dia bagi2kan kepada kawan2 dia. Selepas itu dia tak lagi mengkonsumsinya.

Kalau Allah hendak memberi hidayah, macam2 caranya. Allah hilangkan sebagian fungsi memori otak seseorang untuk diisi mengingat Allah. Cukup langka orang yang berkecimpung dalam dunia PH ingat sholat.

Moga hidayah atau kesadaran tersebut berlanjut dengan mendapatkan taufik atau petunjuk dari Allah.

Kami pun mengundang mas Eki untuk hadir dalam peresmian Rumah Tamu Global Ikhwan di Simprug besok tanggal 13 Februari.

Di ujung perjumpaan, anak2 asrama berkerumun hendak balik. Mas Eki traktir jus anak2 ini. Sikapnya mesra dengan anak2.

Sungguh tamu yang datang siang ini cukup memberi kekuatan bahwa Allah Maha Kuasa. Dia Maha Kuasa untuk memberi hidayah kepada siapa saja yang dikehendakinya. Walaupun Allah juga berkuasa mencabut hidayah siapa saja yang dikehendakinya. Moga hal ini cukup mendatangkan takut setakut2nya pada Allah.

Kembali terngiang2 pesanan tuan Rasyidi, "jangan sekali-kali tinggalkan Mursyid (guru pemimpin hati), sekalipun nampak dia telah tiada"

Friday, February 7, 2014

The Show Must Go On

Fase demi fase kehidupan terus bergulir. Masa bayi beranjak menuju masa kanak-kanak. Terus bergulir menjadi masa remaja. Selanjutnya menjadi pemuda kemudian menua.

Bermula dari tiada keupayaan menjadi berdaya kemudian balik lagi menjadi tiada upaya.

Begitulah hidup, yang hanya "mampir ngombe", hanya sekedar singgah minum. Perjalanan ruh akan terus berjalan menuju destinasinya. Kembali ke alam barzakh sebagai penantian untuk kembali ke alam akhirat.

Dalam fase hidup yang teramat singkat itu, kalau kita lihat fase demi fase dalam kehidupan Kanjeng Nabi saw tentu akan membuat kita meneteskan air mata haru. Hidup yang penuh perjuangan untuk memperkenalkan Tuhan.

Lahir sebagai anak yatim, tiada sempat melihat wajah ayahnya. Hidup dalam kemiskinan di awal kehidupannya. Kemudian menjadi kaya di saat muda, mempunyai istri janda kaya.

Begitu dilantik menjadi Nabi, seluruh kekayaannya dikorbankannya di jalan Allah. Fase 23 tahun terbagi menjadi 13 tahun fase makah dan 11 tahun fase madinah.

13 tahun pertama hidup dalam pengucilan dan penolakan dari kaum kerabat. Sempat diboikot, dikarantina selama 3 tahun hanya makan rumput kering. Yang menjadi pengikutnya disiksa dan mengalami berbagai bentuk intimidasi. Disiram air najis dan berbagai bentuk penghinaan.

11 tahun dalam fase madinah, terjadi 74 kali peperangan dan memimpin langsung 27 kali peperangan. 11 tahun itu 132 bulan kalau dibagi 27, artinya tiap 4 bulan sekali keluar berperang.

Dari sudut ini terasa betapa pedih dan sukarnya memperjuangkan Allah agar dikenali, dicintai dan ditakuti. Penentangnya banyak. Musuhnya banyak.

Tapi, Nabi datang untuk menang!

Semua hambatan dan rintangan serta makar yang dibuat oleh musuh2 Allah dapat dilepasi. Sesungguhnya mereka membuat makar tetapi makar Allah lebih hebat. Mereka punya seribu satu muslihat, tapi Allah muslihat yang tak terbilang.

Cukuplah kisah penentang2 kebenaran di masa silam menjadi iktibar buat kita.  Bila ragu dan memilih sikap tawaqquf, cukuplah wait and see aja. Jangan memihak pada kaum yang jelas-jelas memusuhi kebenaran. Apalagi ikut memusuhi kebenaran.

Wednesday, February 5, 2014

Kita Tiada Kuasa

Kuasa menghirup dan hembuskan nafas itu siapa punya? Untuk buktikan bahwa kuasa itu bukan pada kita, Tuhan datangkan penyakit asma. Disitu terasa lemahnya hamba yang tiada kuasa apa-apa.

Kuasa menulis, angkat barang, itu siapa punya? Untuk buktikan bahwa kuasa itu bukan pada diri kita, bila Tuhan izinkan jari kita terjepit pintu maka kuasa menulis dan angkat barang tiada kita miliki lagi.

Kuasa berjalan itu siapa punya? Tuhan datangkan asam urat/gout untuk dijadikan iktibar bahwa Tuhanlah Kuasa yang mengizinkan manusia berjalan.

Mengapa melupakan Tuhan?

Monday, February 3, 2014

TV Ikhwan

Tonton TV Ikhwan, http://tvikhwan.tv

Alternatif TV yang menghibur jiwa.

Saturday, February 1, 2014

Lemahnya Hamba

Bila hati sudah jauh dari Allah,  manusia tak mampu merasakan peranan Allah dalam kehidupannya. Dia rasa keberhasilan, kejayaan, bahkan usaha2 yang dia buat adalah digerakkan dari dirinya. Padahal Allah tidak sedetik pun lepas dari dirinya.  Ide tercetus dari akal ciptaan Allah. Kerja dapat dibuat karena nafas pemberian Allah, jantung yg memompa atas izin Allah, mata melihat dengan kemurahan Allah.

Jadi, mengapa rasa ada saham dalam kerja dan kejayaan yang dibuat? Semua terjadi dengan kemurahan Allah. Kalau Allah tidak pemurah, niscaya manusia2 yang berdosa dan tidak taat pada Allah tidak akan dapat makan, tidak kebagian nafas.

Oleh karena itu, orang2 yang mendekatkan diri pada Allah akan merasa Allah berperanan dalam setiap detik kehidupannya. Itulah ulil Albab,  orang yang senantiasa mengingat Allah dalam berdiri, duduk,  baring dan segala tindakannya.

Orang yang senantiasa mengingat Allah, atau orang yang kekal dalam berwirid (note: wirid dari kata wirdun yang artinya berterusan. Berwirid maksudnya zikir/ingat Allah terus menerus), akan merasa lemah, tak mampu buat apapun tanpa bantuan Allah. Dia senantiasa berharap Allah bantu kerja2 dia.

Moga kita semua dimudahkan dan direzkikan menjadi hamba yang senantiasa ingat kepada Allah.