Thursday, November 13, 2014

Balada ART

Di grup wasap, hari ini sedang ramai ibu2 yang galau mencari ART (Asisten Rumah Tangga) untuk mengasuh anaknya. Ya namanya ibu bekerja, keluar rumah jam 05.30 atau jam 06.00 balik sampai ke rumah jam 17.00 atau bahkan jam 19.00 kalau ada lembur atau kena macet. Cuti melahirkan 3 bulan saja. Begitu anak usia 3 bulan, sudah harus ditinggal kerja, artinya harus ada yang mengasuh.

Sebagian memilih memanggil orangtuanya untuk mengasuh sang cucu. Tapi ini bukan pilihan bijak. Orang tua kita dulu merawat kita. Sekarang sudah tua, kita suruh pula merawat anak2 kita. Hadeh....

Yang gajinya lebih, menggaji ART menjadi satu pilihan terbaik. Tapi, ketika kalangan menengah semakin banyak (kalangan yg sanggup menggaji ART 1-2jt sebulan), sedangkan suplay orang yang mau jadi ART semakin sedikit, masalah baru pun timbul. Susahnya nyari ART untuk ngasuh anak. Okelah, kalau ART buat cuci setrika bisa part time. Tapi ngasuk anak, ya kudu full time sampai emaknya pulang kantor bukan?

Maka menjamurlah daycare2 di kawasan yang kalangan menengah tersebut. Tapi, harganya kadang ngak masuk kantong.

Disini perlunya kantor2 dan perusahaan2 yang mempekerjakan wanita perlu memikirkan "keperluan" wanita yang dipekerjakannya tersebut. Menteri aparatur negara dan menteri pemberdayaan wanita serta menteri sosial sepatutnya ambil tanggung jawab ini.

Kasihan kan, ibu2 yg dipekerjakannya galau karena anaknya ngak ada yang mengasuh...

Sunday, November 9, 2014

[Konsultasi] Harta dirampas

Beberapa hari lalu, saya mendapatkan email yang bertanya mengenai hal berikut:

Hukum dalam Islam ada 5.

1. Wajib
2. Sunat
3. Mubah
4. Makruh
5. Haram

Sayang sekali saya  bukan mufti ataupun faqih yang mampu memberikan fatwa atas hukum satu perkara. Saya ini engineer, yg sekarang jadi  tukang masak. Namun, saya punya guru yang beramal dengan ilmunya. Saya belajar untuk mengamalkan ilmu2 yang diajarkan kepada saya.

Jadi, terhadap persoalan yang diajukan, saya merespon begini:

1. Tiada kejadian berlaku tanpa izin Allah. 

Kalau begitu, bila berlaku perampasan, hal Pertama adalah ingat bahwa Allah yang mengizinkan peristiwa itu terjadi. Kalau Allah yang berkehendak, bukankah sebagai hamba kita patut redho dengan ketentuan Allah tersebut? Kalau tidak redho, apa kita mau cari bumi lain selain bumi Allah ini?

2.  Tiada bala bencana menimpa anak adam kecuali untuk mengjapuskan dosa dan meningkatkan derajat.

Ngak mau dihapuskan dosa? Kita ini hamba yang bermandi dosa. Kalau Allah sayang, hendak menghapuskan dosa2 kita, mengapa kita tolak?

3. Niatkan sedekah

Bila dua step di atas sudah dilakukan, yakni redho menerima ketentuan Allah dan berharap Allah hapuskan dosaw kita, langkah selanjutnya adalah, ya idah niatkan sedekah aja.

Ada 2 pahala yang kita dapat, pertama pahala sedekah. Kedua pahala membebaskan orang yang "merampas" dari tuntutan di akhirat. Bukankah ketika kita memudahkan urusan orang, maka Allah akan memudahkan urusan kita?

Wallahua'lam...

Wednesday, November 5, 2014

Nostalgia Makassar

Dapat kiriman foto2 Seminar dan Motivasi bertema " Pendidikan Rasulullah Membina Pribadi Agung" untuk tayang di http://globalikhwan.or.id/seminar-dan-motivasi-pendidikan-rasulullah-membina-pribadi-agung/ dan juga foto2 kegiatan Muharram di Makassar mengingatkan saya kenangan di Makassar.

Saya berkunjung ke Makassar sekali saja, itu pun sudah lama. Tahun 1999, waktu kenaikan kelas ke kelas 3 SMA. Waktu itu saya diundang ke Makassar oleh Ladokgi TNI AL Makassar karena karya tulis yang saya kirim menjadi salah satu nominasi. Ke makassar buat presentasi, gitulah cerita awalnya.

Acara di ladokgi 3 hari saja. Gak dapat juara, tentu gak dapat hadiah. Tiba2 terpikir untuk menukar tiket pesawat yang open ke biro perjalanan. Nilai tiketnya 780rb. Pesawat merpati di zaman itu. Si pemilik biro perjalanan ini teman baik dari kakak-nya kakak ipar saya. Dibelinya tiket saya dengan harga 670rb. 600rb dikasi cash sedangkan 70rb dalam bentuk tiket kapal laut. Alhamdulillah...

Sembari menunngu jadwal kapal, saya 2 minggu stay di makassar. Mengisi hari2 ikut narik pete2 (istilah orang makassar untuk angkot).

(Generasi Harapan Malaysia + Makassar tampil)

(peserta seminar dan motivasi di Kepulauan Selayar Makassar)

Tuesday, November 4, 2014

Antara Muharram, Namrud dan Shalawat

Tadi pagi selesai sholat subuh, ketika sedang menulis laporan acara peresmian Ikhwan Production untuk Website Yayasan Global Ikhwan, tiba2 telinga kanan terasa sakit. Awalnya seperti kemasukan air. Makin lama makin sakit sampai bercucur air mata dari mata sebelah kanan.

Tak tau apa yg harus dilakukan hanya memohon ampun banyak2 pada Allah. Juga bershalawat pada Nabi saw. Saat sakit makin memuncak, saya masukkan kelingking saya ke telinga, eh....rupanya ada semut yang agak besar masuk ke telinga. Ya Allah ya rabbi.

(ilustrasi semut)


Sungguh terkejut saya bagaimana semut sebesar itu bisa masuk ke telinga sedangkan saya sedang menulis. Padahal ketika tidur, tidak pernah ada Binatang yang masuk ke lubang telinga. Hebatnya Allah yang menjaga kita selama kita tidur. Tapi mengapa semut tadi justru masuk ketika sedang menulis? Ya Allah, janganlah kau azab aku sepertimana engkau azab Namrud yang kemasukan nyamuk. Musuh besar Allah itu kalah hanya oleh tentara Allah berupa nyamuk kecil. Kejadian yang berlaku pada saya sehari setelah hari 10 Muharram ini sungguh mencekam. Mengapa tidak? Nabi Ibrahim diselamatkan dari api Namrud pada tanggal 10 Muharram.

Mohon ampun ya Allah....
Mohon ampun ya Allah...
Mohon ampun ya Allah...

Mungkin saya sudah melupakan Sayidina Ibrahim. Lalai ketika menyebut Namanya ketika bershalawat Ibrahim, naik di dalam shalat maupun di luar sholat. Sehingga Allah datangkan semut masuk ke telinga memberi peringatan.