Tuesday, February 10, 2015

Jakarta Banjir (lagi)

Tuhan berkuasa menahan hujan. Tuhan berkuasa mencurahkan hujan. Tuhan berkuasa memperbanyak debit air yang tercurah disaat hujan. Tuhan pula berkuasa menjadikan sedikit debit air yang tercurah di kala hujan.

Hujan, Tuhan yang menciptakan.

Tuhan berkuasa untuk meninggikan muka air laut. Tuhan pula berkuasa untuk merendahkan muka air laut. Laut beserta seluruh isinya adalah ciptaan Tuhan.

Tanah, Tuhan yang menciptakan. Tanah menyerap air sebanyak yang Tuhan telah tentukan.

Banjir, Tuhan yang  ciptakan. Tuhan ciptakan berbagai sebab untuk terjadinya banjir. TAPI INGAT! BUKAN SEBAB YANG MENJADIKAN.

Banjir di bundaran HI Jakarta

Istana Negara ikut kebanjiran


Coba kita koreksi kembali tauhid kita.

1. Kita bilang, banjir terjadi disebabkan curah hujan yang tinggi.

Curah hujan siapa yang menentukan? Bukankah Allah yang menentukan curah hujan? Bukankah Allah berkuasa untuk menurunkan hujan lebat itu di laut?

Maknanya, Allah yang berkehendak banjir itu terjadi. Untuk apa? nanti kita bahasa di belakang, sekarang kita tunjukkan dahulu bahwa BUKAN SEBAB YANG MENJADIKAN, TETAPI ALLAH YANG MENJADIKAN.

2. Kita bilang, banjir terjadi disebabkan rob, muka air laut yang tinggi.

Rob siapa juga yang menjadikan? Bukankah Allah, Tuhan Yang Maha Berkuasa untuk menjadikan muka air laut rendah di saat curah hujan tinggi? sekali lagi, Tuhan yang berkehendak.

3. Kita bilang, terowongan ciliwung-KBT belum jadi.

apakah ketika terowongan itu jadi, Allah tidak berkuasa menjadikan curah hujan yang lebih dari kapasitas KBT? Bukankah curah hujan itu Allah yang tentukan. Data yang kita miliki hanyalah sekedar data tahunan yang te-record oleh BMKG. Kalau Allah berkehendak melebihkan debit air lebih tinggi dibandingkan kapasitas kanal pembuangan, bukankah itu artinya Tuhan berkehendak banjir terjadi (lagi)?

4. Kita bilang, banjir karena kiriman dari bogor.

Yang berkehendak menurunkan hujan di Bogor siapa? Bukankah Allah yang berkehendak hujan turun di bogor dengan intensitas tinggi?

5. Kita bilang, pompa lambat diaktifkan.

Mengapa Tuhan jadikan pompa lambat diaktifkan ketika air mulai naik? Artinya Tuhan sudah berkehendak banjir akan terjadi.


Oh...rupanya terlalu banyak kesilapan dalam tauhid kita.

Kita sudah menuhankan SEBAB-SEBAB. Kita sangka, SEBAB YANG MENJADIKAN. Padahal, jelas dalam Al Quran, Allah berfirman, wakulla syaiin syababa, dan atas tiap-tiap sesuatu Allah jadikan sebab-sebabnya. Allah yang menciptakan sebab, bukan sebab yang menciptakan akibat.

Coba kita masukkan tangan kita ke dalam api. Terbakar? ya, adatnya demikian. itulah hukum adat.

Kita amati seribu kali orang terkena api, maka seribu orang itu melepuh terbakar. Maka kita pun berkesimpulan bahwa SEBAB api, BERAKIBAT tangan terbakar. Itulah hukum adat, sunnatullah yang Allah ciptakan agar manusia mudah menjalani kehidupan.

Maha baiknya Allah, supaya manusia tidak salah tauhidnya, supaya manusia tidak berkeyakinan bahwa sebab yang menjadikan akibat, maka Allah tunjukkan kisah Nabi Ibrahim yang dibakar dalam gunungan api tidak terbakar. Api yang adatnya Allah jadikan sebagai sebab terbakarnya sesuatu, Allah bole jadikan dia tidak menyebabkan sembarang mudarat atas Nabi Ibrahim. Artinya, BUKAN SEBAB YANG MENJADIKAN AKIBAT, tapi Allah yang mencipkan sebab untuk berlakunya akibat.

Pun demikian dengan banjir. BAnjir ini Allah yang menjadikan. Allah jadikan banjir dengna sebab-sebab yang Allah jadikan juga. JADI BUKAN SEBAB_SEBAB YANG MENJADIKAN BANJIR.

Di sini, saya mengajak diri saya sendiri dan kawan-kawan sekalian untuk bertaubat, memohon ampun atas kesilapan aqidah yang sedemikian rupa.

Mohon ampun ya Allah...
Allah adalah Tuhan, tiada Tuhan yang Maha Menciptakan selain Engkau Ya Allah
Engkaulah yang tentukan banjir berlaku.
Engkaulah yang tentukan sebab-sebabnya.
Kami boleh usahakan sebab-sebab untuk mengatasi banjir, tapi bila Engkau berkehendak untuk berlaku banjir, kami akur ya Allah.
Jadikanlah banjir ini untuk menghapuskan dosa-dosa kami.
jadikanlah bnjir ini untuk mensucikan jiwa-jiwa kami.
jadikanlah banjir ini untuk membasuh noda-noda dan kesalahan kami.

Janganlah kau jadikan banjir ini AZAB untuk kami.
Janganlah dengna banjir ini kami jadi saling menyalahkan.
janganlah dengan banjir ini kami saling menyinyir lagi mengolok-olok.

jauhkan kami dari sifat takabur.
Takabur dan sombong adalah pakaianmu YA ALLAH.
kami hanyalah hamba yang hina dina.
kami hanyalah hamba yang berharap belas dan kasihMu YA ALLAH.

Nabi Muhammad saw, kekasihMU telah pun bersabda:
“Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya”. (HR. Bukhari)

Ketika banjir berlaku, tentulah kami letih ya Allah, tentulah sakit-sakit badan kami kedinginan, susah ya Allah, sedih barang-barang terendam air, kami pun galau. Semoga itu jadi penghapusan dosa-dosa kami.


No comments:

Post a Comment