Ini late post sebenarnya. Tapi tidak mengapa. Seminggu kemarin terbaring sakit jadi hanya bisa tulis pendek-pendek saja di fb atau twiter. Sama update foto di http://globalikhwan.or.id saja. Tugas jadi admin di http://globalikhwan.or.id agak terbengkalai beberapa minggu terakhir sebelum sakit karena kesibukan di kafetaria ikhwan.
Kesibukan di Kafetaria Ikhwan itulah yg mau saya share dalam catatan ini. Salah satu yang cukup menarik untuk dicatat adalah aqiqah Muhammad Husain Lathif bin Riki Rinaldo. Menarik karena bisa dapat foto2 yang cukup lumayan eksotik dan diakhiri dengan badan tumbang.
Setelah potong pada jumat sore, 17 oktober 2014, jumat malam kawan2 membuat pesta kepala kambing. Jeroan dibagi ke tetangga2 Pak Haji Didi.
Uda Riki memang pilih kambing yg cukup besar. Satu kambing dimasak di sentul untuk dibagi ke anak2 Rumah Amal dan juga kawan2 di Yayasan Global Ikhwan.
Satu lagi, dagingnya dibawa ke Jakarta karena mertuanya yang datang dari Madura semangat mau masak.
Oke....jumat malam pesta kepala kambing, sabtu siang tongseng kambing dan ditutup malam minggu hidangan sate kambing madura + gulai kambing. Kambing + telat makan + kecapean + kopi. Memang perpaduan yang mantap untuk jadi sebab tumbang.
Apapun sebabnya, sakit harus diterima sebagai penebus dosa-dosa. Sakit harus jadi momentum untuk mempertebal rasa hamba. Bukankah kita ini hamba Allah yang lemah. Tanpa sebab pun, bisa saja Allah jadikan sakit. Bukan saja Allah bisa jadikan kita sakit tanpa sebab, bahkan Allah mampu menjadikan kita mati tanpa sebab.
Takutlah dengan Allah. Takutlah bahwa Allah Maha Berkuasa. Takutlah diri ini yang terus mengekalkan dosa.
Apa buktinya terus menerus mengekalkan dosa?
Buktinya mudah, selesai sholat kita tidak rasa takut, tidak cemas akan sholat kita yang tidak khusyu. Padahal, tidak khusyu dalam sholat artinya kita sedang memesan neraka wail.
Mohon ampun ya Allah.
Kesibukan di Kafetaria Ikhwan itulah yg mau saya share dalam catatan ini. Salah satu yang cukup menarik untuk dicatat adalah aqiqah Muhammad Husain Lathif bin Riki Rinaldo. Menarik karena bisa dapat foto2 yang cukup lumayan eksotik dan diakhiri dengan badan tumbang.
Setelah potong pada jumat sore, 17 oktober 2014, jumat malam kawan2 membuat pesta kepala kambing. Jeroan dibagi ke tetangga2 Pak Haji Didi.
gulai kepala kambing
Pesta kepala kambing selepas program rutin Fardhu Ain
Uda Riki memang pilih kambing yg cukup besar. Satu kambing dimasak di sentul untuk dibagi ke anak2 Rumah Amal dan juga kawan2 di Yayasan Global Ikhwan.
Tongseng Kambing untuk Rumah Amal Sentul
Satu lagi, dagingnya dibawa ke Jakarta karena mertuanya yang datang dari Madura semangat mau masak.
maraban di rumah Riki Blok A Jakarta
hidangan marhaban
Oke....jumat malam pesta kepala kambing, sabtu siang tongseng kambing dan ditutup malam minggu hidangan sate kambing madura + gulai kambing. Kambing + telat makan + kecapean + kopi. Memang perpaduan yang mantap untuk jadi sebab tumbang.
Apapun sebabnya, sakit harus diterima sebagai penebus dosa-dosa. Sakit harus jadi momentum untuk mempertebal rasa hamba. Bukankah kita ini hamba Allah yang lemah. Tanpa sebab pun, bisa saja Allah jadikan sakit. Bukan saja Allah bisa jadikan kita sakit tanpa sebab, bahkan Allah mampu menjadikan kita mati tanpa sebab.
Takutlah dengan Allah. Takutlah bahwa Allah Maha Berkuasa. Takutlah diri ini yang terus mengekalkan dosa.
Apa buktinya terus menerus mengekalkan dosa?
Buktinya mudah, selesai sholat kita tidak rasa takut, tidak cemas akan sholat kita yang tidak khusyu. Padahal, tidak khusyu dalam sholat artinya kita sedang memesan neraka wail.
Mohon ampun ya Allah.
No comments:
Post a Comment